HOME      ABOUT      CONTACT      INSTAGRAM

Thursday, November 9, 2017

Notes on Our 1st Year of Marriage


Hari ini tepat satu tahun saya dan Bli Indra menikah. Semua berjalan begitu cepat sampai-sampai nggak terasa. Yang terasa cuma jauh-jauhannya saja. Hehe, iya nih resolusi untuk segera berkumpul satu rumah belum juga bisa terwujud. Please, jangan dikasihani nanti kami jadi sedih.

Menjalani setahun pernikahan jarak jauh memang nggak mudah. Bener kata orang-orang meskipun waktu pacaran biasa berjauhan tapi kalau udah menikah akan terasa lebih sulit. Saya nggak ngomongin ini terkait dengan seks ya, tapi perasaannya memang beda sih. Lebih dekat dan lebih terikat. Tapi karena tuntutan kewajiban pekerjaan dan kami nggak punya solusi lain ya harus dijalani dengan semangat.

Kalau ingat awal menikah, yang paling sering dihadapi adalah dua pertanyaan ini. Pertama “ada kebiasaan dia yang bikin kaget nggak?”, dan kedua “udah isi belum?”.

Untuk pertanyaan pertama, syukurlah kami berdua dari pacaran kalau masalah sifat dan kebiasaan udah nggak jaim ya. Jadi benar-benar nggak ada yang beda. Paling yang bikin saya kaget malah saya menilai suami saya terlalu remeh. Haha, saya pikir dia orang yang berantakan yang suka naruh handuk dan baju kotor sembarangan. Saya lho di kantor aja suka ngomel kalau ada yang naruh barang nggak pada tempatnya. Eh tapi ternyata suami saya sangat mandiri dan rapi kalau urusan barang pribadi. Bersyukur banget deh. Bahkan kalau bepergian selalu ngingetin saya masalah packing dan checklist barang.

Menghadapi pertanyaan “udah isi belum”, terus terang saya stres berat. Awalnya sih santai dan berusaha cuek, tapi lama-lama kepikiran juga. Apalagi sampai bulan ke 12 ini saya belum juga hamil. Sering lho saya nangis sendiri kalau ingat kenapa belum berhasil hamil juga. Tapi nggak boleh putus asa. Untung makin kesini mertua dan orang tua saya udah nggak terlalu sering menyinggung masalah cucu, meskipun saya tahu mereka udah kepengen banget punya cucu. Dan sejak saya masuk kantor lagi, stres saya berkurang karena banyak teman-teman di kantor yang bisa diajak sharing masalah kehamilan dan memiliki anak. Memang sih saya menikah belum lama dan tinggal berjauhan pula. Tapi sesuai rencana begitu lewat satu tahun, saya akan segera berkonsultasi dengan dokter.

Ketika ditanya gimana setelah setahun menikah, saya merasa lebih banyak bahagianya. Bukan berarti saya akan mempengaruhi kalian untuk segera menikah juga. Menikahlah setelah cukup mengenal dan sudah banyak mempertimbangkan. Soalnya ini kan tentang memilih teman seumur hidup. And luckily I have found one. 



Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+