HOME      ABOUT      CONTACT      INSTAGRAM

Sunday, November 27, 2016

#IndraGianWedding Part 1 : Couple Photoshoot


Saya dan Bli Indra itu jarang banget bikin foto berdua. Jangankan yang resmi, yang cuma sekedar selfie berdua aja kami sering kelupaan. Kadang udah diniatin bawa-bawa kamera, eh trus keasikan ngobrol dan lupa. Kebetulan juga kami berdua sama-sama bukan orang yang wajib update foto kegiatan di socmed.

Mempersiapkan pernikahan, saya yang lebih semangat untuk bikin pre wedding photo (saya lebih suka menyebutnya couple photoshoot aja). Demi mewujudkan photoshoot ini saya berusaha mencari referensi sebanyak-banyaknya. Jangan heran kalau dari Januari lalu saya udah browsing through my Instagram dan nanya sana sini. Pokoknya saya semangat berapi-api deh untuk mewujudkan couple photo ini. Makasih banget buat Bli Indra yang seratus persen memberi keleluasaan ke saya untuk menentukan dan memilih semuanya.


Setelah proses meditasi yang panjang dan melelahkan, akhirnya saya pilih konsep : Balinese Classic. Kenapa? Ada dua alasan kenapa saya memilih konsep ini. Pertama, It suits our personality a lot. Kami yang hampir nggak pernah bikin foto berdua, canggung banget kalo harus banyak pose di depan kamera. Jadi saya memilih konsep dimana kami hanya melakukan pose yang simpel tapi bisa jadi sophisticated. Nggak banyak variasi tapi kelihatannya megah dan unik. Kedua, terutama saya, sangat memimpikan bisa melakonkan orang Bali asli dalam sebuah foto. Bisa dibilang ini salah satu impian saya.

Punya konsep, tentu belum menyelesaikan masalah. Masalah selanjutnya adalah menemukan vendor yang tepat. Sepengetahuan saya (dan ini ternyata benar), jarang banget yang mau bikin photoshoot dengan konsep klasik (waktu itu di bulan Mei 2016, dan sekarang malah jadi in trend!). Kebanyakan suka yang glamour dan modern. Jadi referensi yang saya dapat juga terbatas. Sampai suatu ketika nggak sengaja saya ketemu dengan @maxhelar di Instagram.


@maxhelar Photography adalah freelance fotografer pertama yang saya lihat bisa menampilkan konsep Balinese Classic dengan sederhana tapi elegan. Dan setelah bekerjasama, saya puas banget dengan cara dan hasil kerja mereka. Pertama, mereka bisa dan enak banget diajak konsultasi juga memberikan banyak masukan. Kedua, proses photoshoot nya efektif dan efisien, mereka juga sabar menangani kami yang kadang bingung pose dan hilang ekspresi. Ketiga, they meet my expectation! And that means a lot! Mereka bisa mewujudkan konsep yang ada di dalam pikiran saya. @maxhelar lah yang juga membawa saya ketemu @tirta_harum by Arsanajaya MUA.

Seperti sulitnya menemukan fotografer yang memiliki portofolio konsep Balinese Classic, begitu juga dengan MUA. Memilih MUA tanpa pernah coba terlebih dahulu kan sama aja kaya beli kucing dalam karung. Hasil makeup yang terlihat bagus di portofolio Instagram nggak menjamin hasilnya oke secara nyata. Saya benar-benar harus bersyukur karena dipertemukan dengan @tirta_harum by Arsanajaya MUA. Bli Arsana dan team adalah MUA yang biasa mensponsori kontes duta pariwisata di Bali (Teruna Teruni Denpasar, Jegeg Bagus Badung, Jegeg Bagus Bali, dll). Melihat portofolionya, saya yakin kalau Bli Arsana bisa mewujudkan apa yang ada di pikiran saya. Saya sempat khawatir karena kami cuma berhubungan via media sosial. Saya konsultasi dan kirim-kirim konsep foto cuma via chat, bahkan nggak sempat fitting karena kesibukan masing-masing. Surprisingly, saya dibuat terkagum-kagum dengan hasil riasan Bli Arsana. MUA dan WD nya perfect! So as the photographer, they meet my expectation sooo well. Saya nggak berhenti tersenyum ketika bercermin. Yang bikin saya tambah jatuh cinta, Bli Indra yang ogah banget kalo dirias-rias, ternyata merasa nyaman dan bisa enjoy.


Sebelumnya saya sempat sangat khawatir dengan photoshoot ini. Takutnya nggak sesuai ekspektasi dan moodnya langsung buruk. Apalagi Bli Indra sebenarnya nggak terlalu suka dandan dan foto-foto begini. Tapi melihat dia bisa menikmati saya jadi happy. Syukurlah semuanya berjalan lancar dan prosesnya benar-benar menyenangkan.

Terimakasih sebesar-besarnya untuk @maxhelar Photography dan @tirta_harum by Arsanajaya MUA yang sudah mewujudkan pre wedding photo kami. Sudah pasti saya akan merekomendasikan keduanya ke semua orang. Such a great works! 

the squad

PS : konsep photoshoot Balinese Classic kami banyak diinspirasi oleh Mbak @milarosinta dan @andienaisyah. Terimakasih.

Photographer
Maxhelar Photography
Jalan Raya Kedewatan II no. 16, Ubud, Gianyar, Bali
081338307999
Instagram : @maxhelar

Make Up Artist & Wardrobe
Arsanajaya
Jalan Kecubung, Denpasar, Bali
Instagram : @tirta_harum




Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

Saturday, November 5, 2016

Love, Life, LDR


My 7 Years Long Distance Relationship,
and still counting...

Banyak yang bilang saya dan Bli Indra ini LDR expert. Gimana nggak, tujuh tahun pacaran, hampir seluruhnya kami jalani dalam long distance. Kalau ditanya nggak enak, pasti iya. Nggak ada istilah malam minggu sama pacar. Yang ada malam minggu sama telepon. Iya sih, pacar yang baik pasti selalu ada (meskipun LDR) , tapi kalau butuh bantuan mendadak, terpaksa menghubungi teman yang ada deket-deket kita dulu kan. Yang jadi pertimbangan lagi, high cost! Tapi ini kalo dikonversi mungkin masih sebanding sih dengan -deketan tapi makan bareng di luar hampir setiap hari.

Selama kami pacaran, banyaaaaaakkkk banget masalah yang muncul. Jangan dipikir hubungan kami baik-baik terus, adem ayem, dan tanpa masalah. Salah besar! Lucunya, kadang masalah yang sama bisa kami alami berulang-ulang. Sampai frustasi, kok gini-gini terus masalahnya. Perasaan kemarin udah sepakat solusinya, eh sekarang kejadian lagi.

Masalah-masalah LDR klasik yang sederhana sih, misalnya manajemen waktu. Pas saya nggak sibuk, eh dia sibuk. Pas dia lagi butuh perhatian, sayanya yang banyak kerjaan. Masalah berikutnya bosan. Jangan bohong deh, yang namanya menjalani hubungan (apalagi udah lama) pasti kadang pernah muncul rasa bosan. Manusiawi kok. Lalu ada lagi masalah komunikasi dan persepsi. Susah banget lho membayangkan ekspresi dan menebak suasana hati lawan bicara (suasana hati kita juga!) kalau ngobrol via telepon. Jangan kaget kalau sering muncul salah paham. Karena nggak ketemu langsung, kadang kami suka salah nebak maksud masing-masing, trus war deh.

Tapi syukurlah kami lebih suka fokus ke keuntungan menjalani hubungan LDR. Pertama, kami lumayan gampang mendapat me time. Kalau saya sih nggak suka sama istilah "pacaran serasa dunia milik berdua". Saya masih tetap ingin punya waktu sendiri untuk menjalani hobi atau main bareng teman-teman. Saya rasa Bli Indra juga begitu. Selain dia memang memberi saya kebebasan asal bertanggungjawab, LDR malah bikin saya enjoy. Kedua, karena LDR kami jadi lebih menghargai waktu dan kebersamaan. Terakhir, LDR lebih mendewasakan saya dalam hubungan, mengajarkan saya untuk lebih mendengar, sabar, dan lebih peduli!

Lucu banget kalau mengingat awal-awal pacaran yang full of mess banget. Hampir setiap minggu kami bertengkar untuk hal-hal yang sepele. But we did it!

Akhirnya menjawab pertanyaan-pertanyaan, "Masih pacaran?", "Kok tahan sih?", "Cicilan belum lunas?", sampai ke pertanyaan yang agak kurang ajar "Buat apa pacaran (punya pacar) tapi jauh nggak bisa ada kalau kita butuh?"

Semua balik lagi ke pilihan sih ya. Dan saya pribadi nyaman, dan memilih berkomitmen menjalani ini. Kalau ada yang nanya tipsnya apa, mungkin beberapa hal ini wajib jadi perhatian kalau kalian sedang menjalani LDR.

·   TRUST. Menjalani LDR sangat sangat butuh kepercayaan. Nggak usah deh mengkhawatirkan hal-hal yang sebenarnya mungkin nggak pernah terjadi. Percaya dan juga menjaga kepercaan pasangan kita.
·    FREEDOM. I have and live my own life and so do he. Tapi kebebasan disini maksudnya yang bertanggungjawab. Pacaran, apalagi LDR jangan sekali-sekali deh merasa memiliki dan mengatur semua hidup pasanganmu. Just enjoy! Hubungan yang baik itu bukan saling mengekang, tapi saling menguatkan dan memotivasi.
·    NO CLUES, TALK DIRECTLYNah, yang ini kayaknya udah sering banget dibahas di berbagai forum. Terutama cewek-cewek, jangan suka kasi kode atau mancing. Sampaikan saja maksud kita dengan jelas dan terus terang. Meskipun awalnya susah, tapi we have to try.
·     TIME MANAGEMENT. Ini pelajaran paling susah buat saya. Awal-awal LDR, saya masih suka egois dan kurang menghargai waktu. Berusahalah saling menyediakan waktu untuk sekedar menanyakan kabar, menceritakan hal-hal yang sangat biasa, atau update kegiatan. Karena seberapapun kecilnya hal yang kamu alami, pasangan pasti selalu ingin dan berharap untuk tahu.

Mudah-mudahan bisa memberikan sedikit gambaran, syukur-syukur bisa memotivasi para pejuang LDR. LDR bukan malapetaka kok. Dan mohon doanya karena memasuki tahun kedelapan, we're going to marry!

MUA & WD : @tirta_harum
Photographer : @maxhelar




Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+