Nggak kerasa
udah masuk trimester ketiga aja! Makin excited dan deg-degan mau ketemu adik
bayi. Saking menyenangkannya trimester kedua, saya nggak sadar dalam hitungan
bulan saya akan menjadi seorang ibu. Syukurlah kehamilan saya hingga trimester
ketiga ini sehat dan nyaman.
Trimester ketiga
dipenuhi dengan persiapan-persiapan mulai dari belanja kebutuhan bayi (yang
tidak ada habisnya), olahraga yang makin kenceng, memilih tempat bersalin, dan
mengelola emosi biar nggak khawatir dan ketakutan.
1. Belanja kebutuhan bayi
Mempersiapkan
kebutuhan bayi memang sangat tricky.
Apalagi untuk saya yang adalah anak dan menantu pertama yang nggak mungkin
dapet hibahan dari kakak atau ipar. Meskipun udah buat list belanja, tetap saja lapar mata. Karena anak pertama, semua
barang-barang yang pernah direview Instagram mommy ingin saya beli. Tapi biar
nggak kalap-kalap banget, saya rajin-rajin tanya teman yang sudah lebih dulu
jadi ibu.
2. Olahraga
Kalau ini nggak
usah ditanya ya. Hampir semua artikel kehamilan menyarankan ibu hamil
untuk rajin berolahraga. Masuk trimester ketiga saya tetap meneruskan renang
dan prenatal yoga di Pro V Clinic. Karena nggak selalu dapat jadwal yoga pas weekend
(iya, cari jadwal yoga di Pro V pas hari Sabtu itu susah banget!), saya
rajin mencatat tips-tips yoga yang diberikan oleh Mbak Mila dan Mbak Ochan.
Selain itu, saya mulai rajin praktik yoga sendiri setiap pagi (beneran tiap
hari) dipandu video gerakan yoga dari Bidan Kita. Syukurlah karena lumayan
rajin olahraga, kehamilan saya nggak berat, minim sakit punggung, dan saya
nggak pernah mengalami sulit tidur.
3. Memilih tempat bersalin
Karena
memutuskan untuk melahirkan dekat dengan keluarga (di Bali), jadi saya harus
melakukan survey ulang atas tempat
bersalin yang support melahirkan
dengan nyaman dan alami. Awalnya sih kepikiran mau di Klinik Bumi Sehat Ubud,
tapi berhubung keluarga tinggal di Singaraja, saya harus cari alternatif lain.
Tapi tetep ya, saya pengennya di klinik bersalin saja. Mudah-mudahan semuanya
berjalan lancar sehingga saya nggak perlu menjalankan plan B. Doakan!
4. Mengelola emosi
Ini nih yang gampang-gampang susah. Gimana sih rasanya mau
melahirkan seorang manusia baru ke dunia? Excited,
takut, cemas, happy, dan ragu-ragu
bercampur jadi satu. Saya harus rajin-rajin afirmasi dan meditasi biar tetep
waras. Gimana coba membayangkan dan menyiapkan diri untuk sesuatu yang
benar-benat nggak tahu rasanya. Sampai saat ini saya masih terus berupaya untuk
banyak membaca, belajar, dan mencari referensi mengenai kelahiran yang nyaman. Yakin
semua bisa dipersiapkan asal kita mau belajar dan berusaha.
No comments:
Post a Comment