HOME      ABOUT      CONTACT      INSTAGRAM

Thursday, October 4, 2018

Counting Days : The Third Trimester


Nggak kerasa udah masuk trimester ketiga aja! Makin excited dan deg-degan mau ketemu adik bayi. Saking menyenangkannya trimester kedua, saya nggak sadar dalam hitungan bulan saya akan menjadi seorang ibu. Syukurlah kehamilan saya hingga trimester ketiga ini sehat dan nyaman.
Trimester ketiga dipenuhi dengan persiapan-persiapan mulai dari belanja kebutuhan bayi (yang tidak ada habisnya), olahraga yang makin kenceng, memilih tempat bersalin, dan mengelola emosi biar nggak khawatir dan ketakutan.

1.     Belanja kebutuhan bayi
Mempersiapkan kebutuhan bayi memang sangat tricky. Apalagi untuk saya yang adalah anak dan menantu pertama yang nggak mungkin dapet hibahan dari kakak atau ipar. Meskipun udah buat list belanja, tetap saja lapar mata. Karena anak pertama, semua barang-barang yang pernah direview Instagram mommy ingin saya beli. Tapi biar nggak kalap-kalap banget, saya rajin-rajin tanya teman yang sudah lebih dulu jadi ibu.
2.     Olahraga
Kalau ini nggak usah ditanya ya. Hampir semua artikel kehamilan menyarankan ibu hamil untuk rajin berolahraga. Masuk trimester ketiga saya tetap meneruskan renang dan prenatal yoga di Pro V Clinic. Karena nggak selalu dapat jadwal yoga pas weekend  (iya, cari jadwal yoga di Pro V pas hari Sabtu itu susah banget!), saya rajin mencatat tips-tips yoga yang diberikan oleh Mbak Mila dan Mbak Ochan. Selain itu, saya mulai rajin praktik yoga sendiri setiap pagi (beneran tiap hari) dipandu video gerakan yoga dari Bidan Kita. Syukurlah karena lumayan rajin olahraga, kehamilan saya nggak berat, minim sakit punggung, dan saya nggak pernah mengalami sulit tidur.
3.     Memilih tempat bersalin
Karena memutuskan untuk melahirkan dekat dengan keluarga (di Bali), jadi saya harus melakukan survey ulang atas tempat bersalin yang support melahirkan dengan nyaman dan alami. Awalnya sih kepikiran mau di Klinik Bumi Sehat Ubud, tapi berhubung keluarga tinggal di Singaraja, saya harus cari alternatif lain. Tapi tetep ya, saya pengennya di klinik bersalin saja. Mudah-mudahan semuanya berjalan lancar sehingga saya nggak perlu menjalankan plan B. Doakan!
4.     Mengelola emosi
Ini nih yang gampang-gampang susah. Gimana sih rasanya mau melahirkan seorang manusia baru ke dunia? Excited, takut, cemas, happy, dan ragu-ragu bercampur jadi satu. Saya harus rajin-rajin afirmasi dan meditasi biar tetep waras. Gimana coba membayangkan dan menyiapkan diri untuk sesuatu yang benar-benat nggak tahu rasanya. Sampai saat ini saya masih terus berupaya untuk banyak membaca, belajar, dan mencari referensi mengenai kelahiran yang nyaman. Yakin semua bisa dipersiapkan asal kita mau belajar dan berusaha.


Share on Facebook
Share on Twitter
Share on Google+

No comments:

Post a Comment